Eulogi: Untukmu Charles Lau

Oleh: Bernadinus Steni

Dalam warna warni itu, setidaknya 3 tahun terakhir bersama Charles, tidak ada kelas, ras, suku yang acapkali menggerogoti solidaritas sosial. Semua bergabung dalam perayaan sebagai sahabat universal di bawah matahari dan langit yang sama, yg percaya bahwa kebersamaan seperti itu penting.

Charles, sependek pengetahuan saya, bukan orang yang amat ekspresif. Tidak berlebihan atau reaktif dengan perilaku orang. “Ya sudah…biarin ajalah…” begitu dia menyahut, ketika kita berhadapan dengan tingkah orang yang bikin kepala pusing.

Saat hari-hari ini kebaikan diukur dari seberapa banyak kemewahan dipertontonkan, Charles adalah rumah bagi keluarganya, saudara-saudaranya dan orang-orang yang membutuhkan kebaikannya.

Saya tidak pernah melihat gelak tawanya demikan menggelegar, seperti cara kami tertawa yang sampai bikin rusak gendang telinga orang. Dia santai tapi punya pendirian.

Sebuah batu karang jumbo yang tidak bergeming manakala rumah sakit menawarkan ini dan itu, meski hasil akhirnya sama-sama tak menentu.

BACA JUGA:
“The Miracle of Enzyme” dan Ongkos Perubahan pada Kesehatan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More