Euforia Menyambut Kurikulum Baru atau Baru Kurikulum
Oleh Fardinandus Erikson, Peminat Karya Pendidikan
Bias mengarah pada manipulasi opini public atau pencapaian kekuasaan. Ini sering terjadi dalam politik identitas, di mana figure atau kelompok dengan karakter tertentu digunakan untuk memobilisasi kelompok tertentu untuk tujuan politik.
- Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Gus Dur, sebagai tokoh besar Indonesia, menyuarakan tentang pentingnya menjaga integritas karakter dalam menghadapi tekanan politik. Ia sering berbicara mengenai bahaya manipulasi karakter, di mana seseorang atau kelompok bias digunakan hanya sebagai alat untuk mencapai kekuasaan atau tujuan tertentu tanpa memperhatikan prinsip dan moralitas yang mendasari karak tertersebut. Bagi Gus Dur, karakter harus tetap dijaga agar tidak diperalat dalam politik praktis yang cenderung menjauhkan nilai-nilai kemanusiaan.
- Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (Psikolog)
Sarlito Wirawan Sarwono mengemukakan bahwa dalam konteks sosial, instrument sosial dan politik sering memanfaatkan karakter atau kepribadian seseorang untuk tujuan tertentu, yang dapat mencakup pengaruh terhadap keputusan kolektif atau pandangan masyarakat. Pemanfaatan karakter untuk keuntungan pribadi atau kelompok sering kali menyebabkan individu atau kelompok kehilangan integritas moral mereka dan hanya menjadi alat dalam permainan kekuasaan.
- M. Quraish Shihab (Pakarnya Tafsir dan Budaya Islam)