Euforia Menyambut Kurikulum Baru atau Baru Kurikulum
Oleh Fardinandus Erikson, Peminat Karya Pendidikan
- Kritik instrumentalisasi Karakter
- Immanuel Kant (1724–1804)
Kant adalah seorang filsuf yang menekankan pentingnya moralitas berdasarkan prinsip imperatif kategoris, yang menuntut individu untuk bertindak sesuai dengan prinsip yang dapat diterima secara universal dan tanpa memperhitungkan tujuan atau hasilnya. Dalam pandangan Kant, moralitas tidak boleh diperlakukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu; nilai-nilai moral, seperti kejujuran dan keadilan, harus dilakukan karena itu adalah kewajiban moral, bukan karena ada manfaat atau keuntungan praktis yang akan diperoleh.
Kant mengkritik pandangan yang menganggap nilai-nilai moral hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan duniawi. Ia berargumen bahwa tindakan moral harus didorong oleh niat untuk memenuhi kewajiban moral, bukan karena manfaat atau hasil yang mungkin didapatkan. Dengan demikian, jika karakter diinstrumentalisasi untuk tujuan praktis, maka itu akan mengorbankan esensi moralitas.
- John Stuart Mill (1806–1873)
Mill adalah seorang filsuf utilitarian yang mengajarkan bahwa moralitas harus didasarkan pada prinsip kebahagiaan terbesar atau utilitarianisme, yang menilai tindakan berdasarkan seberapa banyak kebahagiaan atau kesejahteraan yang dihasilkan. Meskipun utilitarianisme seringkali berfokus pada hasil atau tujuan, Mill juga menyadari pentingnya karakter moral dalam proses mencapai kebahagiaan.