Euforia Menyambut Kurikulum Baru atau Baru Kurikulum

Oleh Fardinandus Erikson, Peminat Karya Pendidikan

 

  1. Maunya ”Apa” dan Maunya  ”Bagaimana”  bukan Apa maunya atau bagaimana maunya.

Apa digunakan untuk menanyakan sesuatu (objek, peristiwa, atau hal lainnya). Bagaimana digunakan untuk menanyakan cara, proses, atau keadaan sesuatu.Makna “apa” adalah untuk mendapatkan jawaban berupa objek, penjelasan, atau keterangan mengenai suatu hal. “Bagaimana” adalah kata tanya yang digunakan untuk menanyakan cara, metode, atau keadaan sesuatu, baik itu proses, kondisi, atau cara untuk melakukan sesuatu.

 

Desakan perubahan kurikulum memang seperti bola salju. Semakin membesar dan meluas. Pertanyaan dasarnya adalah maunya apa dan bagaimana bukan apamaunya dan bagaimana maunya. Kurikulum itu sejatinya obyektif bukan subyektif. Kurikulum itu mengakomodir ruang lingkup (meliu) bukannya ruang hampa/serba guna ( generik). Merekonstruksi Kurikulum  berdasarkan perkembangan peradaban manusia, perkembangan pengakalbudian manusia dan barang tentu perkembangan pembudayaan manusia.

 

  1. Kurikulum baru atau Baru Kurikulum

 

BACA JUGA:
Ketika Jokowi Adalah Kita (Bag.2)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More