Euforia Menyambut Kurikulum Baru atau Baru Kurikulum
Oleh Fardinandus Erikson, Peminat Karya Pendidikan
BERAKHIRNYA Kabinet ”Indonesia Maju” Jokowi-Ma”ruf Amin; bermula juga kabinet”Merah-Putih” Prabowo-Gibran. Suasana kebatinan insan pendidikan di Indonesia terbelah menjadi dua yaitu tetap pada nafas pendidikan pada saat ini ataukah menghembuskan nafas pendidikan yang baru. Dalam paparannya Bapak AbdullMu’ti menyampaikan bahwa visi kementerian dikdasmen adalah ”Pendidikan Bermutu untuk semua”. Pendidikan bermutu dicapai dengan penyediaan sarana-prasarana yang memadai, TPTK yang kompeten dan sejahtera; lingkungan sosial budaya yang mendukung; pembelajaran yang adaftif dan bermakna. Pendidikan untuk semua melalui ketersediaan layanan yang merata, Pembiayaan pendidikan yang afirmatif, layanan pendidikan yang inklusif, pengembangan talenta yang unggul.
Ada dialog yang sempat penulis tonton; Menteri Dikdasmen mengungkapakan bahwa muatan dan arah kurikulum adalah Deeplearning yaitu mindful learning; meanningfull Learning; joylearning; Deep learning menjadi dasar dari aplikasi AI modern, memungkinkan kemajuan dalam bidang-bidang seperti pengenalan gambar dan suara, pemrosesan bahasa alami, dan sistem otonom.Tentunya sebagai tanggapan; bahwa bukan berarti manusia menjadi piranti lunak yang gampang diutakatik oleh sebuah perubahan kurikulum pendidikan.