Estetika Mitologi Komodo

Oleh: Charles Jama, Dosen Seni Universitas Nusa Cendana

Dengan demikian hal ini bagian dari mendeformasi mitos tradisi yang selama ini diyakini oleh masyarakat lokal. Komodo adalah bagian dari manusia, habitatnya tetap terjaga meskipun manusia selalu hadir di sana.

Apapun alasan untuk menjaga habitat Komodo dan berbagai alasan lain adalah sebuah propaganda yang patut dicurigai. Sebab mitos modern bermain melalui wacana, hal ini untuk membentuk keadaan keberterimaan dalam masyarakat. T

ermasuk melalui wacana riset yang telah dilakukan. Saat massa menerimanya, dengan sendirinya menjadikan Taman Nasional Komodo sebagai tempat yang eksklusif.

Keadaan demikian itu menggugurkan mitos tradisi. Mitos tradisi yang tujuannya untuk menjaga tatanan dan keutuhan serta kepercayaan masyarakat dipertentangkan dengan rasionalitas pengetahuan modern (mitos modern).

Padahal, Sekuat apapun rasionalitas riset yang telah dilakukan, etiknya, masyarakat lokal tidak boleh dijauhkan dari Komodo (baca: wisatawan lokall). Sekian lama masyarakat hidup dalam mitos yang telah diwariskan. Mereka percaya bahwa komodo adalah bagian dari diri mereka.***

BACA JUGA:
Gejala Narsisme Religius Dalam Untaian Kata Doa Sang Pendoa
Berita Terkait
2 Komen
  1. Soni berkata

    Ulasan ini perlu diapresiasi dan dipublikasikan agar menjadi rujukan reflektif setiap pemangku kepentingan..

  2. Agus berkata

    Terimakasih masukannya. Analisis yg bagus dan akan dijadikan refferensi untukbersama membuka duskusi² agar semua obkek wisata perlu memperhatikan kearifan lokal. Salam.

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More