Estetika Mitologi Komodo

Oleh: Charles Jama, Dosen Seni Universitas Nusa Cendana

Mitologi baru sedang ditulis dalam versi rasionalitas modern. Bahwa untuk alasan menjaga populasi komodo dan keseimbangan alam, dilakukan pembatasan jumlah orang masuk wilayah taman nasional komodo. Bahasa awamnya, supaya tidak banyak orang ke sana, caranya adalah dengan menaikan tarif masuk.

Cerita itu diperkuat dengan rasionalitas modern yang didasari pada riset, agar habitat komodo tetap terjaga, penting untuk mengontrol kehadiran manusia di sana. Padahal dalam realitas yang dialami penduduk lokal, komodo harus hidup bersama manusia (baca: kembarannya).

Hal ini berbeda dengan cerita aslinya yang melihat komodo dan manusia hidup berdampingan. Meskipun dalam kisahnya, komodo tidak dirawat sehingga ia pergi ke hutan. Mitologi tradisi tentang komodo dan rasionalitas modern memiliki jalan pikir berbeda.

Mitologi tradisi mempertimbangkan keseimbangan dan harmonisasi. Manusia dan komodo hidup bersama di sana. Sementara, rasionalitas modern, kehadiran manusia dapat mengganggu habitatnya. Terutama bagi mereka yang uangnya tidak cukup.

BACA JUGA:
Estetika Caci dan Legalitas Tanah Ulayat
Berita Terkait
2 Komen
  1. Soni berkata

    Ulasan ini perlu diapresiasi dan dipublikasikan agar menjadi rujukan reflektif setiap pemangku kepentingan..

  2. Agus berkata

    Terimakasih masukannya. Analisis yg bagus dan akan dijadikan refferensi untukbersama membuka duskusi² agar semua obkek wisata perlu memperhatikan kearifan lokal. Salam.

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More