Estetika Caci: Apakah Sebagai Tarian atau Pertunjukan?
Oleh: Charles Jama (Dosen Seni Universitas Nusa Cendana)
Berikut ini beberapa alasan mendasar Caci tidak dapat disebut sebagai tarian. Pertama, aspek sejarah. Dalam sejarahnya, Caci tidak diciptakan sebagai sebuah komposisi tari. Beberapa cerita sejarah tentang Caci dikaitkan dengan mitologi. Artinya, proses penciptaan Caci tidak dikaitkan dengan tarian. Sejarah Caci pun tidak bisa diukur dari perspektif sejarah modern yang memiliki data akurat berkaitan dengan waktu, tempat dan pelakunya (koreografer atau penari). Akan tetapi, diyakini bahwa Caci lahir bersama etnik Manggarai.
Kedua, etnik Manggarai tidak memiliki terminologi Tari dalam ruang estetika maupun pergaulan masyarakat. Artinya, kata Tari tidak ada dalam kosa kata Bahasa Manggarai. Gerak yang indah dan ritmik, etnik Manggarai menyebutnya dengan kelong, sae, dan congka. Ketiga, terminologi inilah yang digunakan masyarakat etnik Manggarai untuk menyebut tarian. Kata tari itu sendiri dapat dipakai dalam paralelisme (harus dirangkai dengan judul atau nama tari). Sedangkan, tarian menunjuk pada gaya; jenis tari. Kalau Caci dirangkai dengan kata tarian, maka sebagai sebuah jenis atau gaya tarian, Caci tidak memenuhi syarat tersebut. Seharusnya, tidak berterima dalam kosa kata sehari-hari etnik Manggarai apabila disebut “Tarian Caci”.