Esensi Pers Sebagai Pilar Keempat Demokrasi, Jurnalisme Terlibat dan Voice for the Periphery

Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis,  Penulis Buku, dan Pernah Dipercaya Kantor Bahasa NTT Menjadi Fasilitator Kegiatan Literasi dan Bengkel Bahasa di Kabupaten Sikka)

Dalam pengertian yang tegas, seorang jurnalis mesti mampu menerjemahkan hal-hal yang positif ke dalam perilaku kesehariannya dan menjadi contoh yang bisa menjadi teladan bagi banyak orang.

Kalau seorang jurnalis menulis tentang risiko narkoba, risiko perjudian, risiko kegemerlapan kehidupan malam, tentang perselingkuhan, setidaknya jurnalis sendiri tidak terlibat dalam hal-hal yang ditulisnya itu yang bersifat minor bagi kalangan umum.

Artinya, seorang jurnalis juga harus memiliki kualitas plus seperti beriman/berdoa, pekerja keras, memiliki moral yang baik, beretika, memiliki attitude yang baik, dan aneka kualitas hidup lainnya.

Dalam pengertian tertentu, seorang jurnalis dalam seluruh karya jurnalistiknya harus memberikan dampak positif bagi kehidupan orang banyak, khususnya kaum marjinal/terpinggirkan.

Seorang jurnalis juga harus memiliki jiwa kepekaan soal, sepenanggungan dengan sesama korban ketidakadilan apa pun bentuk, korban kekerasan, keangkuan kekuasaan dan korban ketidakadilan pembangunan di segala lini kehidupan  manusia.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More