Esensi Pers Sebagai Pilar Keempat Demokrasi, Jurnalisme Terlibat dan Voice for the Periphery

Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis,  Penulis Buku, dan Pernah Dipercaya Kantor Bahasa NTT Menjadi Fasilitator Kegiatan Literasi dan Bengkel Bahasa di Kabupaten Sikka)

Dalam menyampaikan pendapat dengan menampilkan data-data yang kurang memadai maka praktik jurnalisme yang dibuat menjadi semu. Terlebih dengan kecepatan dari teknologi saat ini membuat banyak distorsi informasi yang seringkali membuat reputasi jurnalisme rusak.

Ketujuh, Jurnalisme harus memikat dan relevan. Menulis artikel atau narasi yang dalam butuh waktu berbulan-bulan, bahkan bisa sampai bertahun-tahun. Memperhatikan komposisi, tentang etika, tentang naik-turunnya emosi pembaca dan sebagainya itu sangat penting untuk dipelajari.

Kedelapan, Berita harus proporsional dan komprehensif. Banyak judul berita yang terdengar sensasional, namun ketika dibaca isi tulisan tidak komprehensif, malah menyesatkan pembaca.  Agar proporsional dalam menyajikan berita maka pemilihan berita sangat subjektif,  ibarat sebuah peta, ada detail suatu blok, tapi juga gambaran lengkap sebuah kota.

Kesembilan, mendengarkan hati nurani.Mendengarkan isi hati nurani dan berpegang pada etika serta norma yang berlaku di masyarakat seyogyanya dimiliki oleh jurnalis.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More