Siapapun tidak menghendaki Sare Dame diadakan untuk melahirkan konflik. Kalau toh terjadi sejatinya karena kegiatan itu terlahir prematur. Kendati demikian, ada bonus yang sangat kasat mata bagi Thomas Ola. Pertama, Eksplorasi Budaya telah menjadi jalan baginya untuk mengunjungi semua titik strategis, demi memperkenalkan diri sebagai salah satu anak Lembata yang sangat konsern dengan adat dan budaya Lembata, sebagaimana ditoreh almahrum Eliaser Tjenji Sunur. Paling kurang masyarakat diyakinkan bahwa Thomas bisa mengangkat kembali nilai-nilai budaya yang selama ini tertimbun oleh lumpur modern, hanya dengan durasi waktu 10 bulan. Kedua, kunjungan itu juga seakan sebagai permohonan maaf atas kegagalan memasang cincin ekonomi yang terlanjur dijanjikan kepada rakyat 5 tahun silam, sekaligus memohon agar rakyat Lembata yang telah menaruh nasib mereka kepadanya, sudi memaafkannya pula. Dengan kata lain, eksplorasi Budaya seakan menjadi sebuah liturgi Sare Dame untuk Thomas Ola, karena cincin ekonomi belum dipasang di jemari Ata Lembata. Apakah Sare Dame ini sekaligus merupakan sebuah eksplorasi budaya masa pacaran ala Thomas Ola agar bisa kembali memasang cincin ekonomi di tahun 2024? Kita lihat saja.