Dalam kekalutannya, handphonenya tiba tiba bergetar. Setelah diliriknya, ternyata nama Dona yang tertera di layar.
Koter berdiri dan meninggalkan Handphonennya juga tempat duduknya untuk sejenak menghirup udara segar. Koter sudah berjanji pada dirinya, untuk pergi menjauh dan melupakan Dona berserta segala kenangan manisnya yang palsu dan terkutuk itu bersama Dona.
Saat dia kembali ke tempat duduknya, handphonenya bergetar, sekali lagi nama Dona yang tertera di layar. Koter mengangkatnya dengan tidak sepatah kata pun yang terucap dari mulutnya. Hanya suara Dona yang empuk terdengar olehnya.
“Pergilah sejauh mungkin dari diriku dan segala kenangan yang pernah kita alami bersama,” kata Dona.
“Dalam kebencianmu, aku selalu hidup Koter,” kata Dona dalam desah yang sedikit menggoda Koter.
Suara Dona yang dibuat selembut ucapan wanita itu, sempat membuat Koter terbuai ketika ingatannya menghadirkan wajah cantik Dona yang sempat memikatnya.
Tapi, setelah mengucapkan kalimat terakhir itu, Dona mematikan handphonenya. … (BERSAMBUNG) ***