“Apakah kamu sehat sehat saja?”
Masih terdengar suara Dona dari sebrang sana.
“Ya, jawab Koter singkat.”
Dona pun melanjutkan pembicaraannya.
“Aku menunggu mu, ditempat tidurku. Aku ingin bercinta lagi dengan mu dengan segala cinta yang ada padaku dan sepenuh jiwaku.”
“Aku menemukan kedamaian dan suka cita saat bercinta dengan mu.” Lanjut Dona.
“Kemarilah. Kita bercinta lagi, aku merindukan mu.”
Koter terdiam, tetapi hati dan pikirannya bergejolak, antara rasa yang pernah dia alami bersama Dona, dan kekecewaan yang luar biasa atas latar belakang Dona.
Koter pun tersadar dari lamunannya dan menjawab sekedarnya.
“Ya, tapi bukan hari ini, aku sedang sibuk dan kemungkin sore ini ke luar kota. Maaf ya.”
Dona pun menjawabnya, “dalam doa kecil dalam hatiku, aku selalu mendoakanmu sayang.
“Ya,” Jawab Koter sekedarnya.
“Ketika kamu marah, suaramu menggoda, membuat aku bergetar dan bergairah. Kemarilah kita bercinta lagi,” timpal Koter.
Dalam kebencianmu, aku selalu hidup
Beberapa kali Dona mencoba menelpon Koter, namun tak pernah dijawabnya.