Beberapa saat setelah percakapan itu, Koter pun pamit pergi, meninggalkan Dona yang sudah lega mengungkap rahasia masa lalu hidupnya kepada Koter.
Dona yang berharap adanya ekspresi terkejut dari Koter, kali ini tak ia temukan. Dalam hatinya Dona pun bertanya-bertanya, apa yang membuat Koter menanggapi pernyataannya dengan ekspresi yang datar.
Beberapa hari kemudian Dona mencoba menghubungi Koter, sang kekasih barunya, yang maco dan tampan. .
Handphone Koter bergetar pertanda ada panggilan masuk. Koter melirik layar hendphonenya tertera nama kekasihnya, Dona.
Sejenak, Koter sempat enggan untuk mengangkat handphonenya, tetapi setelah merenung sejenak, akhirnya diangkatnya juga.
Dari seberang sana terdengar suara merdu yang tak asing di kuping Koter.
“Halo… selamat pagi kekasihku yang perkasa. Apa kabar dirimu hari ini?”
Dengan nada datar Koter menjawab, bahwa dirinya baik baik saja.
Koter rupanya memendam rasa kecewa dan amarah yang luar biasa, karena merasa dibohongi Dona. Dona dalam pandangan Koter selama ini adalah sosok perempuan tulen yang menawan setiap hati pria yang memandangnya. Bagi Koter, Dona adalah gambaran perempuan masa kini yang sangat komplit. Tetapi pengakuan Dona membuat Koter merasa dirinya ditipu dan dijebak oleh kemolekkan Dona.