Disko

Oleh Benediktus Kasman

Disko dimaknai sebagai tarian bentuk bebas dan suara keras bersamaan dengan DJ-disc jokey. Lagu-lagu diputar DJ di pesta-pesta secara sambung menyambung sesuai dengan kecocokan tempo antara satu lagu dan lagu berikutnya. Lagu disko lebih mementingkan tempo dari pada nyanyian.

Disko tergolong salah satu aliran music dansa dan subkultur yang muncul pada 1970-an dalam kehidupan malam perkotaan Amerika Serikat hingga 1980-an. Juga di Indonesia menjadi populer yang ditandai dengan berdirinya diskotek pertama di Tanamur (Tanah AbangTimur) Jakarta pada November 1979. Dari sini berkembang ke kota-kota lainya di Indonseia. Pada 1979 disko mulai tak ingar-bingar lagi. Saat itu beralih ke aliran music dansa Elektronik Dance Music (EDM). Baru kemudian menjelang akhir dekade 2010-an disko mulai bangkit lagi hingga kini.

Kini seni tari disko merajai pesta di mana-mana baik warga kota maupun masyarakat pedesaan. Tanpa disko terasa hambar. Dengan berdisko keadaan pesta menjadi sukacita yang menyenangkan.

BACA JUGA:
Hip Hip Hura di Bukit Cinta Labuan Bajo!
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More