
Disabilitas dan Infrastruktur; Membangun Indonesia yang Inklusif
Oleh Gregorius Mondor, Mahasiswa STIPAS St. Sirilus Ruteng
Pendidikan inklusif di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Salah satu contoh adalah infrastruktur sekolah yang belum mendukung kebutuhan siswa dengan disabilitas. Bayangkan jika Anda berada di posisi mereka, tidak bisa mengakses kelas karena tidak ada jalur akses yang ramah kursi roda. Jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,97 juta jiwa atau sekitar 8,5% dari jumlah penduduk Indonesia. Ini berarti bahwa kita memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa mereka memiliki akses yang sama terhadap pendidikan dan infrastruktur yang ramah disabilitas. Kita perlu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang disabilitas dan pentingnya infrastruktur ramah disabilitas. Dengan demikian, kita dapat membangun Indonesia yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi semua.
Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengembangkan infrastruktur ramah disabilitas, seperti jalur akses yang ramah kursi roda, instalasi lift, dan penyesuaian lainnya. Kita juga perlu meningkatkan pendidikan inklusif di Indonesia dengan mengembangkan program pendidikan yang ramah disabilitas dan meningkatkan aksesibilitas infrastruktur sekolah. Dengan upaya bersama, kita dapat meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas dan memastikan bahwa mereka dapat berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat. Kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi penyandang disabilitas dan memastikan bahwa mereka dapat mencapai potensi mereka secara penuh. Jadi, mari kita bekerja sama untuk meningkatkan infrastruktur ramah disabilitas dan pendidikan inklusif di Indonesia. Dengan demikian, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan bagi semua, termasuk penyandang disabilitas.