Ketika kita menyebar di hampir semua pelosok dunia kehidupan sesuai pilihan dan panggilan hidup kita, pada masing-masing habitat kita, sesuai dengan tugas pewartaan kita masing-masing, sebagai imam, bruder, biarawan, biarawati, rohaniwan, kaum awam; pendidik, pekerja sosial dan lain sebagainya itu; kita diajak dari almamater untuk marilah kita pulang ,” La’at”, “Hgalo Mbaru”( dialeg Manggarai/Matim , red .), melihat dari dekat ibu kandung kita, Rosamistika Waerana. Dia sudah merindukan untuk mengajak kita pulang tanpa kata-kata yang bisa diucapkan secara verbal, selain rasa memiliki, rasa empati, rasa simpati, untuk ke rumah besar kita sebagai ibu yang telah membentuk, membina, membimbing, mengarahkan, memotivasi, melatih, dan membesarkan kita; dalam pengetahuan, sikap, keterampilan, karakter, dan penguatan keimanan, akhlak mulia, untuk menjadi manusia dewasa, bertanggungjawab dan matang secara utuh dan holistik.
Rumah besar kita bersama, Rosa Mistika Waerana; telah mengalirkan air dalam kehidupan pengetahuan, sikap, keterampilan, budi pekerti luhur, karakter yang kuat, cinta akan kedamaian; lewat tangan dingin para guru dan suster pendidik, sesuai dengan bakat, kemampuan dan talenta masing-masing. Dinyatakan dalam tugas akademik, melalui pengetahuan setiap materi pelajaran, dalam penguatan karakter sikap, iman, harap dan kasih, dalam pembinaan yang tak kenal lelah. Tak bisa diukur dari sejumlah pengorbanan harta benda atau pun materi apa pun juga.