
Dinamika Inklusi Sosial dan Penolakan Pembangunan Geotermal di Pocoleok
Oleh Benyamin Rahmat, Mahasiswa STIPAS St. Sirilus Ruteng
Implikasi Sosial dan Strategi Pengelolaan Konflik
Penolakan sosial terhadap pembangunan geotermal di Pocoleok berimplikasi pada keterlambatan proyek, kerugian ekonomi, dan ketegangan sosial yang berkepanjangan. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengelolaan konflik yang komprehensif dan berorientasi pada keadilan sosial.
Pertama, pemerintah dan pengelola proyek harus mengadopsi prinsip-prinsip pembangunan yang inklusif dan partisipatif. Hal ini meliputi penyelenggaraan forum dialog reguler antara semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat adat, kelompok perempuan, pemuda, dan aktor lokal lainnya. Forum ini berfungsi sebagai wahana tukar pikiran, penyelesaian masalah, dan pengambilan keputusan bersama.
Kedua, penguatan kapasitas masyarakat sangat penting untuk menjembatani ketimpangan pengetahuan dan informasi. Program pelatihan teknis, penyuluhan dampak lingkungan, dan sosialisasi manfaat proyek dapat meningkatkan pemahaman masyarakat dan mendorong dukungan terhadap pembangunan.