
Dinamika Inklusi Sosial dan Penolakan Pembangunan Geotermal di Pocoleok
Oleh Benyamin Rahmat, Mahasiswa STIPAS St. Sirilus Ruteng
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa proses inklusi sosial ini masih menghadapi banyak tantangan. Beberapa kelompok masyarakat merasa tidak terlibat dalam pengambilan keputusan terkait proyek geotermal. Hal ini disebabkan oleh minimnya akses informasi, kurangnya ruang dialog yang inklusif, dan keterbatasan kapasitas masyarakat untuk menyuarakan kepentingannya. Akibatnya, muncul rasa ketidakpercayaan dan kecurigaan terhadap pihak pengelola proyek, yang kemudian memicu resistensi dan penolakan.
Keterbukaan dan transparansi dalam komunikasi menjadi faktor penting untuk meningkatkan inklusi sosial. Partisipasi masyarakat tidak hanya sebatas konsultasi formal, tetapi harus melibatkan dialog aktif yang menghargai aspirasi dan kebutuhan masyarakat lokal. Selain itu, pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, pelatihan, dan akses terhadap informasi teknis tentang proyek geotermal sangat diperlukan agar mereka mampu memahami dampak serta manfaat pembangunan tersebut secara menyeluruh.