Digerus Tambang, Ribuan Petani Sawah Satar Walang Terancam Krisis Pangan (2)

“Kondisi ini diperparah dengan adanya  intimidasi yang diduga didesain pihak perusahaan yang kerap didapatkan petani atas protes-protes galian C yang terus mereka lakukan”, demikian pernyataan sikap PMKRI.

PMKRI juga menemukan fakta lain bahwa ada penambang manual rakyat yang melakukan aktivitas secara baik sebagai mata pencahariaan mereka. Sayangnya, para penambang manual itu justru terabaikan dan terpingkirkan. Mereka kalah secara modal dan fasilitas.

Mereka tidak didorong untuk mengurus perijinan pertambangan rakyat. Yang terjadi, penambang  manual kerap berebutan lahan dengan WIUP perusahaan tambang. Perusahaan juga tidak mempekerjakan mereka tetapi hanya mencatut nama mereka demi keuntungan perusahaan.

Atas dasar itulah PMKRI Ruteng dan PMKRI Kota Jajakan Labuan Bajo bersama masyarakat Desa Compang Longgo, Desa Golo Bilas dan Desa Macang Tanggar menegaskan beberapa TUNTUTAN berikut ini :

Pertama, Mendesak Pemkab Mabar segera melakukan perbaikan bendungan Wae Cebong untuk musim tanam bulan Mei ini,

BACA JUGA:
Sikapi Polemik Tambang Semen, Mahasiswa Malang Desak Bupati Matim Hentikan Proses Perijinan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More