Difabel Vs Hoaks yang Membludak
Oleh Tanti Maria (Anggota Jurnalis Warga Pena Inklusi dan Anggota Forsadika)
Terhadap kondisi real yang ada di kampung-kampung, kelompok rentan (difabel) biasanya tidak menjadi prioritas dan kurang mendapat perhatian public dalam mengakses informasi yang bermutu dan berimbang.
Dalam rangka menciptkan ruang demokrasi yang inklusif, sudah saatnya kelompok rentan (difabel) diberi perhatian dan ruang yang sama untuk mengakses informasi yang bermutu dan berimbang, agar kelompok rentan tidak menjadi obyek dari penyebaran berita bohong, sesat dan tidak mencerdaskan.
Sajauh ini penulis terlibat dan mengamati serta mengalami langsung situasi dan kondisi kelompok rentan yang tergabung dalam Forum Belarasa Difabel Nian Sikka (FORSADIKA). Komunitas ini hadir untuk menyuarakan perlindungan dan pemenuhan hak-hak kelompok rentan (difabel) di Kabupaten Sikka.
Selama terlibat dan berjuang bersama, masih ditemukan keterbatasan di sana-sini, mulai dari penerimaan sosial, keterbatasan dalam mengakses layanan sosial, sumber daya yang terbatas, kebebasan berekspresi hingga mengakses informasi bermutu dan berimbang. Untuk itu penguatan kapasitas bagi kelompok rentan (difabel) mutlak perlu dilakukan.