Difabel Vs Hoaks yang Membludak

Oleh Tanti Maria (Anggota Jurnalis Warga Pena Inklusi dan Anggota Forsadika)

Terhadap kondisi real yang ada di kampung-kampung, kelompok rentan (difabel) biasanya tidak menjadi prioritas dan kurang mendapat perhatian public dalam mengakses informasi yang bermutu dan berimbang.

Dalam rangka menciptkan ruang demokrasi yang inklusif, sudah saatnya kelompok rentan (difabel) diberi perhatian dan ruang yang sama untuk mengakses informasi yang bermutu dan berimbang, agar kelompok rentan tidak menjadi obyek dari penyebaran berita bohong, sesat dan tidak mencerdaskan.

Sajauh ini penulis terlibat dan mengamati serta mengalami langsung situasi dan kondisi kelompok rentan yang tergabung dalam Forum Belarasa Difabel Nian Sikka (FORSADIKA). Komunitas ini hadir untuk menyuarakan perlindungan dan pemenuhan hak-hak kelompok rentan (difabel) di Kabupaten Sikka.

Selama terlibat dan berjuang bersama, masih ditemukan keterbatasan di sana-sini, mulai dari penerimaan sosial, keterbatasan dalam mengakses layanan sosial, sumber daya yang terbatas, kebebasan berekspresi hingga mengakses informasi bermutu dan berimbang. Untuk itu penguatan kapasitas bagi kelompok rentan (difabel) mutlak perlu dilakukan.

BACA JUGA:
Tinggalkan Sidang APEC, Jokowi Buka Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiah di Surakarta
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More