Dibutakan Kekuasaan

Oleh Arnoldus Nggorong, Alumnus STFK Ledalero, tinggal di Labuan Bajo

Keempat, mulai disebarkannya isu tiga periode. Setelah mendapat protes dari berbagai elemen bangsa, isu tersebut bergeser menjadi perpanjangan masa jabatan Presiden (tentang poin ini lihat tulisan saya, “Pendidikan Karakter Minus Keteladanan, Poskupang.com 4/3/2022).Adalah relawan Jokowi yang menggaungkan isu tersebut, yang selanjutnya mendapat dukungan dari beberapa Menteri seperti Bahlil Lahadalia dan Zulkifli Hasan.

Kelima, kalau diperhatikan dengan saksama, setelah cengkeraman kekuasaannya dirasa cukup kuat (merasa kuat dengan posisinya), Presiden Jokowi mulai melakukan cawe-cawe (baca: intervensi dengan cara amat cerdik. Sebab jika ditanya, jawabannya selalu normatif.).

Masih segar dalam ingatan kita, prahara partai Demokrat, misalnya.Partai Demokrat terbelah dalam dua kubu yakni kubu Moeldoko, yang menempatkannya sebagai ketua umum, hasil kongres luar biasa, dan kubu Agus Harimurti Yudhoyono sebagai ketua umum, hasil kongres ke-5 (sindonews.com 9/3/2021).

Pada waktu itu, cawe-cawe Presiden Jokowi masih ilam-ilam. Walaupun dibantah oleh pihak istana, namun polemik terkait cawe-cawe Presiden Jokowiberlangsung terbuka di tengah masyarakat dan disoroti pelbagai media.

BACA JUGA:
Menemukan Keseimbangan dalam Budaya Modern
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More