Dibutakan Kekuasaan
Oleh Arnoldus Nggorong, Alumnus STFK Ledalero, tinggal di Labuan Bajo
KETIKA Joko Widodo tampil sebagai kandidat calon Presiden dalam Pemilu 2014, dia mengusung ide yang amat elegan, brilian, yakni Revolusi Mental. Gagasan ini pun mendapat tanggapan yang luar biasa dari seluruh warga masyarakat Indonesia, yang pada waktu itu, menginginkan perubahan ke arah yang semakin baik.
Ditambah lagi, Joko Widodo, yang pada waktu itu pula adalah Gubernur DKI Jakarta, acapkali menampilkan diri sebagai sosok yang merakyat dengan kesederhanaannya, blusukan–blusukan-nya, ucapan-ucapannya yang menunjukkan keberpihakannya terhadap warga masyarakat biasa, dan dalam kondisi tertentu mengabaikan protokoler yang kaku agar dapat bertemu dan berbincang dengan warga biasa, semakin membuat simpatik banyak orang.
Respons yang begitu antusias itu ditunjukkan dan dibuktikan dengandukungan suara pemilih yang memenangkan Joko Widodo berpasangan Jusuf Kala sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019. Singkat kata, konsep pembangunan Revolusi Mental dan sosok Joko Widodo, yang sederhana, merakyat, sukses menggugah nurani pemilih untuk mengantarkannya ke puncak kekuasaan.