Di Tempat Ini

Cerita Pendek

Terang bulan kusangka siang
Ajaklah nona pergi pesiar
Di tengah jalan ketemu ayah
Tepuklah dada tanda bahaya

Begitulah isi pantun dari seorang anak. Lucu emang, tapi bagus isinya. Semua teman-temannya mengnertawakannya sambil menunjukan tangan kepadanya sambil berkata: Dalam,dalam, sangat dalam e reu punya pantun ni, sedikit berdialek setempat. Tawa itu kembali sunyi malam pun datang dan semuanya bubar dan kembali ke rumah masing-masing.

Malam ini tidak seperti malamm-malam biasanya. Tidak ada santap malam bersama. Mungkin karena semua pada kelelahan ditindih aktifitas siang tadi. Namun, tempat itu tidak sepi. Duduk seorang anak dengan menjepit gitar memainkan sebuah lagi daerah kedang.

Tepi loyo mete beuq inaq tebeq ohaq euq
Toang amo paiq bale
Mena ebeng lamaq laleng

Lihat hari yang semakin gelap, ibu duduk tanpa kata, menunggu ayah pulang iris tuak baru lirik kedalam piring. Kira-kira begitu terjemahan dari isi ref lagu yang dinyanyikan itu. Petikan gitar dan lagu sebagai penghatar tidur orang-orang sekitar. Jou, panggilan jago untuk teman dekat. Datang seorang teman yang rumahnya betetangga dengannya. Malam ini seakan milik mereka berdua. Keduannya bernyanyi dengan gembira. Sesekali diselipi tawa karena keduanya memiliki kualitas suara yang bisa dibilang obrak-abrik timbul tenggelam. Tiga lagu sudah mereka nyanyikan. Malam sepertinya robek mendengar suara mereka yang tajam tumpul, hilang muncul tersebut. Pada lagu yang terakhir mereka berdua memilih hening dan masing-masing menceritakan kisah-kisah mereka yang menyenangkan hari itu. Masing-masing saling mendengarkan dengan antusias.

BACA JUGA:
Belajar di Bawah Pohon
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More