PEMILU telah usai. KPU pun sudah mengumumkan hasilnya. Prabowo-Gibran ditetapkan sebagai pemenang Pemilu.
Jadi kalau tidak ada alasan hukum yang membatalkannya, maka Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2024 sampai dengan 2029 adalah Prabowo sebagai Presiden dan Gibran sebagai Wakil Presiden.
Menyertai pengumuman kemenangan itu, Partai Koalisi pendukung Prabowo-Gibran mulai mengungkit dan mengklaim jasa.
Mereka menyampaikan bahwa kemenangan Prabowo-Gibran tidak bisa terlepas dari jasa partai dan tokoh sentral dari partai mereka.
Salah satu partai politik koalisi yang mengklain jasanya terhadap kemenangan Prabowo-Gibran adalah Partai Demokrat.
Klaim ini dapat kita simak dari pidato Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.
Pidato ini disampaikan oleh AHY beberapa hari setelah KPU mengumumkan pasangan Prabowo-Gibran sebagai pemenang Pemilu.
Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan bahwa Prabowo-Gibran memperoleh kemenangan besar di Jawa Timur.
Suatu kemenangan yang tidak pernah diperoleh Prabowo pada saat kontestasi Pilpres sebelumnya. Namun, kali ini Prabowo mendapat kemenangan yang sangat besar yakni mencapai 66%.
Menurut AHY kemenangan ini tidak bisa terlepas dari jasa Partai Demokrat dan Jasa SBY. Sebelum, Partai Demokrat dan SBY terlibat dalam koalisi Prabowo, elektabilitas Prabowo di Jawa Timur hanya mencapai 42%.
Namun, setelah Partai Demokrat dan SBY aktif berkampanye untuk Prabowo elektabilias Prabowo langsung mencapai 66%. Secara khusus, AHY menyoroti jasa SBY terhadap kemenangan Prabowo di Jawa Timur.
Ia mengatakan bahwa SBY tidak kenal lelah turun gunung pagi, siang, malam, dari satu kabupaten kota ke kabupten kota lainnya, jalan darat naik bis, menginap di 85 kabupaten kota dalam waktu 2 bulan.
Menurut AHY apa yang dilakukan oleh SBY itu luar biasa. Ini sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh banyak orang, apa lagi tokoh sebesar beliau, dengan usia yang tidak mudah lagi.
Namun, AHY menegaskan bahwa SBY menunjukkan komitmen dan dedikasi Partai Demokrat demi kemenangan Prabowo dalam Pilpres 2024.
Selain itu, AHY mengatakan bahwa Demokrat benar-benar menunjukkan kerja kerasnya sehingga kemenangan Bapak Prabowo di Jawa Timur mencapai angka 66 %.
Ini adalah sebuah sejarah yang sebelumnya, beliau belum pernah menang di Jawa Timur. Namun kali ini menang dan menangnya besar.
Pertanyaan kita adalah pesan apa yang ingin disampaikan oleh AHY kepada Prabowo Subianto? Ada dua pesan yang dapat kita petik dari pidato tersebut.
Pertama, AHY ingin menggeser perhatian Prabowo dan juga masyarakat Indonesia dari peran sentral Joko Widodo bagi kemenangan Prabowo-Gibran.
Kita semua tahu bahwa perbincangan publik tentang peran Joko Widodo terhadap kemenangan Prabowo-Gibran menguasai ruang-ruang publik kita baik secara tatap muka maupun secara virtual
Baik melalui media konvensional maupun media online, baik dalam diskusi live di TV maupun dalam percakapan liar di Media Sosial.
Joko Widodo menjadi sentral dalam percakapan-percakapan itu. Dalam percakapan itu, Joko Widodo digambarkan sebagai figure sentral bagi kemenangan Prabowo-Gibran.
Tanpa Joko Widodo, Prabowo-Gibran sulit mencapai posisinya sekarang ini.
Dalam pidaoto itu, AHY nampak ingin menggeser perhatian itu. AHY ingin menunjukkan bahwa kemenangan Prabowo-Gibran tidak bisa terlepas dari peran besar SBY dan Partai Demokrat.
Jawa Timur adalah wilayah yang sulit untuk dimenangkan oleh Prabowo. Sebelum Pilpres elektabilitasnya hanya mencapai 42%.
Namun, berkat kerja keras Partai Demokrat dan SBY, Prabowo mencapai kemenangan 66% di Jawa Timur.
Kemenangan 66% di Jawa Timur sangat berarti dan sangat menentukan kemenangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres sebab Jawa Timur termasuk wilayah dengan jumlah pemilih terbanyak di Indonesia.
Artinya, kemenangan di Jawa Timur adalah potret bagi kemenangan nasional.
Dalam konteks itu, AHY mengingatkan Prabowo Subianto bahwa kemenangan di Jawa Timur merupakan salah satu kontribusi besar partai Demokrat dan SBY.
Joko Widodo dalam konteks ini tidak berkontribusi terhadap kemenangan Prabowo Gibran.
Kedua, AHY ingin mengingatkan Prabowo bahwa SBY perlu didengar saran-sarannya untuk postur pemerintahan Prabowo-Gibran dalam 5 tahun mendatang.
Jangan hanya berkonsultasi dan mendengar Joko Widodo, SBY juga perlu didengar saran-sarannya. Selain itu, jatah partai Demokrat untuk menteri juga perlu diperhatian secara proporsional.
Kami sudah berjuang keras untuk kemenangan Prabowo, maka kami juga berhak untuk diperhatikan secara prioritas.
Kemenangan Prabowo-Gibran tidak semata-mata ditentukan oleh dukungan Joko Widodo terhadap pasangan tersebut.
Tidak ada jaminan, dukungan Joko Widodo dapat memenangkan Prabowo-Gibran secara significant. Kemenangan 1 putaran yang dinilai banyak pengamat tidak mungkin terjadi.
Kemenangan Prabowo-Gibran juga ditentukan oleh peran dan dukungan Partai Demokrat dan SBY.
Tanpa peran partai Demokrat dan SBY sangat sulit membanyangkan kemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Timur mencapai angka yang sangat significant.
Kalau Prabowo tidak Menang di Jawa Timur, maka sangatlah sulit untuk membanyangkan posisi Prabowo-Gibran saat ini yang mencapai kemenangan 1 putaran.
Dengan demikian, sentral kemenangan Prabowo-Gibran tidak semata-mata karena Joko Widodo. Kemenganan keduanya juga ditentukan oleh dukungan partai Demokrat dan SBY.
Kira-kira inilah yang ingin diingatkan oleh AHY kepada Prabowo. Jangan lupa jasa partai Demokrat dan SBY.