
Dari Rerum Novarum ke Algoretika; Jejak Sosial Gereja Katolik di Tengah Revolusi Zaman
Oleh Pascual Semaun, SVD, Misionaris Serikat Sabda Allah- Paraguay, Amerika Latin.
Masing-masing pemimpin Gereja tidak hanya merespons tantangan zamannya, tetapi secara
aktif memberi orientasi moral dunia: dari industri ke digital, dari produksi ke algoritma, dari
penguasaan sumber daya ke penataan kembali nilai-nilai kehidupan manusia.
Gereja Katolik, dalam keterlibatan sosialnya, menunjukkan bahwa iman tidak pernah berdiri
sendiri. Ia berpijak dalam realitas, hadir di tengah masyarakat, dan menyuarakan nilai yang
universal: bahwa setiap manusia memiliki martabat yang perlu dihargai dan dibela, dan
tidak boleh pernah diabaikan atau direndahkan oleh sistem ekonomi, ideologi, atau teknologi
apa pun.
Dalam era di mana dunia semakin interkoneksi tetapi juga tercerai-berai—oleh kesenjangan
digital, politik identitas, krisis iklim, hingga ancaman dehumanisasi oleh AI—pesan para paus
ini menjadi oase moral yang dibutuhkan. Mereka tidak menyodorkan solusi instan, melainkan
kerangka etis dan spiritual untuk membimbing pilihan-pilihan besar zaman: bagaimana kita
bekerja, hidup, berelasi, dan membentuk masa depan yang manusiawi dan ekologis.