
Dari Rerum Novarum ke Algoretika; Jejak Sosial Gereja Katolik di Tengah Revolusi Zaman
Oleh Pascual Semaun, SVD, Misionaris Serikat Sabda Allah- Paraguay, Amerika Latin.
Dengan memilih nama Leo XIV, ia secara simbolik menghubungkan dirinya dengan Leo XIII:
paus pembela kaum buruh. Tapi kini, tantangannya adalah buruh data, eksploitasi algoritmik,
dan kehilangan identitas manusia di dunia maya.
Dalam pidato pertamanya, Leo XIV menegaskan bahwa kehadiran Gereja di dunia digital
bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan etis. Ia mengusulkan pengembangan algoretika—
suatu bentuk etika baru untuk mengatur penggunaan algoritma dan AI. Fokus utama Paus
Leo XIV kedepan mencakup:
• Perlindungan privasi dan data pribadi sebagai hak asasi digital;
• Transisi adil dalam dunia kerja yang terdampak otomatisasi;
• Akses setara terhadap teknologi, agar digitalisasi tidak menciptakan kelas sosial baru;
• Pendidikan digital yang membentuk manusia etis, bukan sekadar pengguna teknologi.
Ia menekankan bahwa teknologi harus dikembalikan kepada tujuan aslinya: mendukung
kehidupan yang manusiawi, memperkuat solidaritas, dan memperluas pemahaman akan
kebaikan bersama. Dalam dokumen Antiqua et Nova, diyakini akan menggagas paradigma
baru tentang iman dan AI, membangun jembatan antara teologi dan teknologi, serta
menempatkan Gereja sebagai penjaga nilai dalam peradaban digital.