Dari Komunitas Basis Gerejani Menuju Komunitas Basis Manusiawi: Sebuah Upaya Gereja Katolik Dalam Membangun Dialog Antar-Agama Di Indonesia (Bagian IV)

Oleh Drs. Hironimus Pakaenoni, L.Th. (Dosen Fakultas Filsafat Unwira Kupang)

Ada juga kesempatan atau acara-acara khusus ketika komunitas berkumpul
seputar Sabda Allah, misalnya: perayaan syukur hari ulang tahun, upacara kematian dan pemakaman, upacara menanam dan memanen, perayaan Pekan Suci dan Paskah, dan lain-lain. Singkatnya, Sabda Allah memegang posisi sentral dalam kehidupan Komunitas-komunitas Basis Kristiani. Sabda Allah-lah yang menghimpun, menopang dan membangun mereka sebagai komunitas-komunitas kaum beriman.

2.3.3.3. Komunitas-komunitas Yang Berhimpun Seputar Ekaristi

Salah satu keterbatasan yang dialami Komunitas-komunitas Basis.Kristiani yaitu bahwa mereka tidak dapat merayakan  Ekaristi sesering.mungkin sesuai keinginan mereka. Hal ini antara lain disebabkan karena
kurangnya para imam serta kenyataan bahwa Komunitas-komunitas Basis Kristiani itu tidak memiliki pelayan-pelayan tertahbis mereka sendiri.

Dengan demikian, Komunitas-komunitas Basis Kristiani biasanya merayakan Ekaristi sekurang-kurangnya satu kali setiap sebulan atau dua bulan. Secara keseluruhan, situasi ini masih lebih baik ketimbang era sebelumnya ketika komunitas-komunitas basis di pedesaan hanya dapat merayakan Ekaristi satu kali setahun pada saat pesta tahunan gerejani, seperti Paskah atau Natal. Namun demikian, kekurangan yang dialami Komunitas-komunitas Basis Kristiani dalam hal kuantitas dicoba diatasi serta dilengkapi dari sisi kualitas.

BACA JUGA:
Bebas Sampah: Wujudkan Sikka Sehat dan Sejahtera
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More