Dari Komunitas Basis Gerejani Menuju Komunitas Basis Manusiawi: Sebuah Upaya Gereja Katolik Dalam Membangun Dialog Antar-Agama Di Indonesia (Bagian IV)

Oleh Drs. Hironimus Pakaenoni, L.Th. (Dosen Fakultas Filsafat Unwira Kupang)

Aktivitas paling umum dari Komunitas-komunitas Basis Kristiani ialahm erefleksikan Sabda Allah. Sebenarnya ada dua kegiatan komunitas yangb erpusat pada Sabda Allah. Yang pertama adalah syering-Kitab Suci atau refleksi-Kitab Suci yang dilakukan di rumah-rumah para anggota, yangb iasanya terjadi pada malam hari. Kebanyakan mereka yang hadir adalahk eluarga-keluarga, tetangga-tetangga, atau anggota-anggota darik elompok-kelompok tertentu seperti Legio Maria, Kelompok KarismatikK atolik, Kelompok Karyawan Muda Katolik, Kelompok Pelajar Katolik,Paguyuban Ibu-ibu Katolik atau WKRI (Wanita Katolik RepublikI ndonesia), Kelompok Orang Muda Katolik (OMK), Kelompok/Serikat SantoV insensius (SSV), dan lain-lain. Kegiatan lain yang terpusat padakitab suci  adalah pelayanan kitab Suci hari Minggu yang dirayakan di kapela komunitas, yang berciri liturgis dan dirujuk sebagai “IbadatS abda” atau “Liturgi Sabda”. Syering Kitab Suci lebih umum terjadi dik omunitas-komunitas perkotaan, sedangkan Ibadat Sabda umumnya terjadi di dalam komunitas-komunitas pedesaan yang terpusat pada kapela ataur umah ibadat mini.

BACA JUGA:
Mengabadikan Tubuh
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More