Dari Komunitas Basis Gerejani Menuju Komunitas Basis Manusiawi

Sebuah Upaya Gereja Katolik Dalam Membangun Dialog Antar-Agama Di Indonesia (Bagian II)

Sementara Gereja Kristus bersifat universal, dia juga merupakan persekutuan Gereja-gereja lokal. Gereja Kristus ini dibangun di dalam komunitas-komunitas setempat, dikonkretkan dalam ruang dan waktu. Dia
adalah Gereja sebagai peristiwa. Menurut Kitab Suci, Gereja-gereja lokal itu lahir melalui pewartaan apostolik dan missioner.

Gereja-gereja setempat ini berakar dan bertumbuh dalam kehidupan dan budaya umat. Jadi, Gereja – sebagaimana Kristus sendiri – berinkarnasi di dalam kehidupan umat. Itulah dasar bagi teologi inkulturasi.

Gereja itu dipimpin oleh umat setempat, bertemu dan menjawab kebutuhan-kebutuhan serta masalah-masalah setempat, serta menemukan dalam dirinya sumber daya yang dibutuhkan bagi hidup dan misinya.

Gereja terinkarnasi atau terlokalisasi secara autentik dalam kadar di mana hidup dan perjalanan Gereja diasumsikan (=dipahami atau dimaklumi) secara aktif dan sadar oleh orang-orang Kristen setempat.

Hal ini mengandaikan bahwa Injil Kristus yang autentik dan penuh telah diwartakan kepada umat dan diterima dalam iman dan ketaatan.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More