2.1.2. Demokratisasi Negara
Selama tiga puluh dua tahun (1965-1997) rezim Soeharto membangun sebuah Negara otoritatif-militer dengan karakter otokratis-tunggal. Sembari nampaknya alim, Soeharto dalam kenyataan aktual adalah seorang
pemimpin absolut nan lalim yang menghancurkan siapapun yang berani membatasi keinginannya. Selama tiga puluhan tahun, kekuasaan ekonomi, politik dan militer digenggam segelintir elite di Jakarta.
Gerakan demokratisasi yang dipelopori oleh para mahasiswa pada tahun 1997 bermaksud untuk mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat, untuk menurunkan pemimpin-pemimpin ekonomi yang korup dan meruntuhkan rezim militer represif yang menggunakan pola komando “top-down” dan yang mengeksploitasi sumber-sumber alam bangsa demi keuntungan-keuntungan pribadi mereka. Istana “Cendana” Soeharto, takhta kekuasaan yang lalim, yang dikontrol oleh pasukan tentara dan dilindungi para staf politik yang bertindak sebagai kedok-kedok yang sah, secara sistematis menghancurkan nilai-nilai luhur budaya dan agama, dan mengubahnya dengan budaya kekuasaan serta ketamakan yang brutal.