Dalam keseluruhan makalah ini, penulis lebih memfokuskan perhatian pada fenomen Komunitas Basis Gerejani atau Komunitas Basis Kristiani di Indonesia, baik sebagai realisasi gagasan eklesiologi communio Konsili Vatikan II, maupun sebagai cara baru hidup menggereja di dunia dewasa ini, khususnya dalam konteks kemajemukan agama dan budaya di Indonesia. Justru dalam konteks pluralitas semacam ini, penulis mempertimbangkan pula kemungkinan pengembangan Komunitas-komunitas Basis Gerejani dalam semangat dan sikap keterbukaan, demi pembaharuan diri yang terus-menerus, demi pengembangan persaudaraan sejati, dan demi menghadirkan Kerajaan Allah melalui perjuangan demi kebenaran, keadilan, perdamaian, kesetaraan gender, dan lain-lain.
Pada titik ini, rasanya cukup beralasan jika Komunitas-komunitas Basis Gerejani yang ada di Indonesia sekaligus memainkan perannya sebagai Komunitas-komunitas Basis Manusiawi. Sembari tetap setia terhadap wahyu Kristen dan terhadap misi evangelisasi Gereja, para anggota Komunitas-komunitas Basis Kristiani juga saling berhubungan dan berinter-aksi dengan sesama yang bukan Kristen. Di dalam komunitas-komunitas manusiawi semacam ini, terbukalah peluang yang semakin besar dalam membangun dialog, kerjasama dan solidaritas dengan seluruh masyarakat dari berbagai latar-belakang budaya, agama,
suku, ras, dan golongan.