COVID-19: Drama Panggung Elit Dunia
Yang ketiga dari aspek fungsi masker dipakai selain tidak efektif juga tidak sehat bagi manusia. Orang diwajibkan bermasker tidak bisa menghirup udara yang bersih, segar dan sehat. Oksigen yang telah buang keluar oleh sistem tubuh akan dihirup masuk kembali ke dalam tubuh. Tubuh menjadi tidak sehat karena oksigen yang dibuang keluar dan telah tercemar ketika dihirup kembali akan menjadi tidak sehat akibat tertahan dan berasal dari masker yang dipakai. Oksigen yang berasal dari masker mengeluarkan aroma yang tidak nyaman dan berbauh menyengat hidung ketika dihirup kembali. Akibatnya tubuh berpeluang sakit karena oksigen yang kotor dan berbau serta telah tercemar oleh masker bekas yang kotor dan tidak bersih.
Data kasus-kasus kematian dan kasus yang terpapar dapat dijelaskan dalam hitungan statistik sederhana yang dengan mudah dipahami. Katakanlah populasi dunia 8 miliard pendusuk dunia. Yang terpapar kurang lebih 10 juta jiwa jumlahnya dikalikan dengan populasi maka persentasenya hanya mencapai 0,0001 perseribu dalam 5 bulan lockdown. Yang meningal dunia akibat covid katakanlah 200 ribuan jiwa jumlahnya dikalikan dengan total populasi maka persentase yang mati selama lockdown hanya mencapai angka 0,00006 persepuluh rubu jumlahnya. Artinya virus corona tidak berbahaya dan mematikan. Hasil analisis tersebut bertolak belakang dengan pemberitaan dan propaganda yang dilakukan oleh aktor-aktor intelektual di bidang medis dan kedokteran serta aktor-aktor lainnya baik di tingkat lokal dan dunia. Lebih aneh dan sangat tidak masuk akal karena virus lain seperti TBC, Malaria dan HIV-AIDS jauh lebih ganas daripada covid. Jenis virus seperti TBC, Malaria dan HIV-AIDS tidak buat heboh bahkan dipandang biasa saja. Ada apa di balik propaganda elit dunia mengenai covid yang sangat berbahaya dan mematikan.