
Covid-19 dan Humanisme Katolik dalam Tinjauan Filosofis dan Etika Katolik
Pertanyaan lebih lanjut, apakah humanisme Katolik ini terpancar dalam tindakan solidaritas selama masa pandemi Covid-19? Pada akhir April yang lalu sejumlah media massa memberitakan bahwa Paus Fransiskus memberikan bantuan funansial untuk 20 pekerja sex transgender di Italia yang terdampak secara langsung oleh pandemi Covid 19. Mereka hampir semuanya berasal dari Amerika Latin dan beberapa di antaranya tidak memiliki pasport karena pasport mereka dicuri oleh para mafia yang kemudian memaksa mereka untuk bekerja sebagai pekerja seks komersial. Bahkan beberapa di antaranya mengidap HIV dan AIDS. Sikap Paus Fransiskus itu sejalan dengan pernyataan yang pernah disampaikan sebelumnya: “If a person is gay and seeks God and has good will, who am I to judge? – “Jika seseorang adalah gay dan mencari Allah serta memiliki kehendak baik, siapakah saya untuk menghakiminya?”
Sikap Paus Fransiskus ini satu contoh humanisme religius dan sejalan dengan sikap Yesus yang melanggar hukum taurat dengan menyentuh para penderita penyakit kusta. Dengan menempatkan martabat manusia atau para penderita kusta sebagai pusat pelayanan, Yesus telah membatalkan sejumlah aturan agama yang diskriminatif dan mengkriminalisasi korban.