Covid-19, Ateisme dan Kematangan Iman

Doa dan permohonan adalah bagian dari ungkapan hubungan kita dengan Yang Ilahi atau suatu perwujudan dari posisi vertikal keberagamaan kita. Tetapi dengan menekankan itu saja, agama bisa menjadi sebuah sarana pelarian yang tidak mendatangkan jawaban apapun yang memuaskan. Namun, kita juga perlu menanggapi ‘peringatan’ kaum ateis agar sikap religius harus terhindar dari sikap eskipisme.

Eskipisme membuat manusia melarikan diri dari segala persoalan hidupnya dan tidak mampu belajar untuk menjadi tegar dan dewasa dalam menyikapinya. Kedewasaan religius tidak dibuktikan melalui seberapa banyak doa yang kita panjatkan atau seberapa intens kita mengikuti ritual-ritual keagamaan, tetapi seberapa mampu kita bertahan dalam cobaan sembari berusaha untuk belajar memahami makna di balik peristiwa itu. Orang yang dewasa secara religius adalah orang yang tidak mudah patah arang dan menyerah pada nasib (fatalis), tetapi yang selalu berusaha untuk terus bangkit dari keterpurukannya dengan selalu menyandarkan diri pada kuasa Yang Ilahi.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More