Covid-19, Ateisme dan Kematangan Iman
Oleh: Marianus M. Tapung dan Marsel R. Payong (Dosen Unika St. Paulus Ruteng)
PADA bukunya, “Where is God in a Coronavirus World?”, yang kemudian diulas oleh Wisantoso dalam Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan (2020), John C.Lennox, menyimpulkan bahwa Covid-19, selain merupakan peristiwa sosio-pandemik, tetapi juga kejadian sosio-religius. Jika dari kaca mata sosio-pandemik, Covid-19 berhubungan dengan aktivitas relasional dengan sesama dan lingkungan, terkait perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS), maka dari perspektif sosio-religius, pandemi ini lebih pada ‘peringatan’ Tuhan terhadap manusia.
Melalui kajian mendalam secara teologis, historis dan saintifik, Lennox memulai pembahasannya dengan “common sense” bahwa penyakit yang membawa penderitaaan (rasa sakit) memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia. Penderitaan memberi ‘warning’ tentang adanya bahaya atau ancaman, sehingga setiap orang berusaha melakukan tindakan perlindungan kepada kekuatan yang lebih besar atau lebih tinggi.