Cerpen: Menangis Dalam Hujan, Menangis Dalam Asap
Mengenang Momen-momen Sunyi Dalam Hidup Karena Ada Yang Pergi Jauh
Dan Puji Tuhan mereka berhasil mendapatkan “tiket” untuk masuk di sana. Kabar gembira itu segera tersebar di WAG keluarga. Lalu muncullah beragam komentar menarik tentang hal itu.
Semuanya memuji dan mengucapkan selamat kepada kedua anak tersebut. Tetapi salah satu komentar yang menarik perhatian saya ialah pemberitahuan agar kedua orang tua dari kedua ponakan itu harus bersiap-siap untuk menangis dan merasa sedih karena akan ditinggalkan oleh mereka berdua.
Mereka akan tinggal jauh di asrama seminari. Akan tiba saatnya mereka akan pergi dan tinggal jauh dari mereka.
Janganlah Kamu Menangis
Oleh karena itu, saya pun memberitahukan kepada mereka bahwa ketika saat “perpisahan” itu tiba mereka tidak boleh menangis. Mereka harus kuat dan tabah menghadapi saat itu.
“Paling tidak mereka tidak boleh menangis di depan anak-anak itu saat mereka akan pergi ke tempat yang jauh untuk beberapa waktu lamanya.” Begitu saya menasihati kedua adikku yang anaknya lulus masuk Kisol. “Kedua orang tua harus kuat dan tabah.” Kataku lebih lanjut lagi. “