Cerpen: Menangis Dalam Hujan, Menangis Dalam Asap
Mengenang Momen-momen Sunyi Dalam Hidup Karena Ada Yang Pergi Jauh
Asap Menyulap Air Mata
Memang kalau mata kita keasapan, air mata pasti akan keluar. Tetapi saya tahu betul, mama menangis. Air matanya mengalir di pipi, bukan karena asap api dari sapo, tetapi karena ia kehilangan.
Karena ia dicengkam rasa sunyi dan sepi. Tiba-tiba ada sebuah rasa sunyi yang mencengkam di tempat yang biasanya ramai karena kehadiran sang putri. Sekarang tempat yang satu dan sama tiba-tiba menjadi sunyi karena dia sudah pergi jauh.
Benar kata Charlie Chaplin: “saya suka menangis dalam hujan karena dengan itu orang tidak tahu saya menangis.” Ya, saya senang melihat mamaku menangis. Tetapi ia menyembunyikannya dengan pemaaf yaitu asap api yang menyerang mata.
Mungkin saja saat itu mama menggumam dalam hatinya: “Saya suka menangis di tengah asap api, karena dengan itu orang tidak tahu saya menangis.” Tatkala membayangkan hal itu aku pun menyanggah mama dalam dialog imajinerku: “Ah mama, tetapi mataku tidak bisa ditipu mama. Aku tahu mama menangis dalam asap, menangis bersama asap.”