Cerpen: Menangis Dalam Hujan, Menangis Dalam Asap
Mengenang Momen-momen Sunyi Dalam Hidup Karena Ada Yang Pergi Jauh
Oleh: Dr. Fransis Borgias*
Suka Menangis Dalam Hujan
Pada suatu saat saya menemukan sebuah tulisan singkat, entah di mana, entah kapan. Kalau tidak salah tulisan singkat itu berasal dari Charlie Chaplin, si tokoh film bisu (pantomim) itu. Tulisan singkat itu demikian bunyinya: “Aku suka menangis di tengah hujan, karena orang tidak tahu bahwa aku menangis.”
Tetes-tetes air hujan membasahi rambut, kepala dan muka, sehingga tetes-tetes air mata menjadi tersamar olehnya dan tidak tampak. Kalau toh ia tampak, maka ia hanya tampak sebagai tetes-tetes hujan saja. Hujan menyembunyikan sebuah tangis dalam hati. Tangis menjadi tidak tampak karena tetes-tetes air hujan itu menyamarkan tetes-tetes air mata.
Ah mungkinkah tetes-tetes air hujan itu adalah tetes-tetes air mata langit yang sedang berduka? Entahlah. Mungkin saja. Tetapi ada satu hal yang sangat jelas bagi muka bumi. Yaitu bahwa tetes-tetes air hujan itu, membawa kabar sukacita bagi bumi.
Tetes-tetes air yang jatuh dari langit itu membawa berkat kesejukan bagi segala tetumbuhan yang ada di punggung bumi. Seakan-akan muka bumi dibaharui oleh tetes-tetes air dari langit itu.