Cerita-Cerita Keberagaman dari Maumere (Bag.4)

Acara yang berlangsung sejak pukul 18.00 hingga pukul 21.00 di teras halaman belakang rumah Mami Vera ini berjalan lancar, diselingi senda gurau dan tukar cerita menarik di antara semua yang hadir. Cerita personal dan komunal ini serentak menghangatkan suasana, beriringan dengan gerimis yang perlahan berhenti malam itu.

Yolanda Adam selaku moderator dalam diskusi tersebut memberikan kesempatan bagi para peserta untuk memperkenalkan diri, sebelum dilanjutkan dengan sesi cerita dan diskusi bersama. “Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, maka kesempatan yang pertama adalah perkenalan”, ungkap Yolanda.

Setelah sesi perkenalan, dilanjutkan dengan sharing pengalaman para transpuan. Mami Vera membuka sesi ini dengan menceritakan sejarah PERWAKAS dan perjuangannya demi mendapat pengakuan dari masyarakat. Haji Mona, Wahida dan Olga sebagai senior dan mantan ketua PERWAKAS juga berbagi cerita tentang pengalaman mereka sebagai transpuan dan cerita kelam yang dialami kaum transpuan karena stigma yang ada dalam masyarakat. Cerita dari para senior ini kemudian menjadi lebih kaya dengan  diskusi dan tukar pengalaman dari Arif Tandang selaku ketua BEM IFTK Ledalero, Rini Kartini dan Ayu Wulandari staf pengajar dari sebuah universitas di Maumere, Kalvin Pala, mahasiswa pascasarjana IFTK Ledalero, Risto Jomang, Max Lapa, Rinto Djaga, Aldo Mado dari IFTK Ledalero dan komunitas berbagai perwakilan dari komunitas anak muda di Maumere.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More