Cerita-Cerita Keberagaman dari Maumere (Bag. 2)

Ebed De Rosary (wartawan) dalam sesi ini turut berbagi pengalamannya ketika meliput berita mengenai isu keberagaman. Dia bercerita bahwa meliput berita mengenai Bunda Mayora adalah pengalaman pertamanya. Dari pengalamannya, dia mempelajari bahwa pilihan kata atau diksi memang perlu diperhatikan.  Dia juga membahas soal kecenderungan media saat ini yang kurang memperhatikan kemampuan para wartawan dalam meliput berita sehingga menghasilkan berita yang kurang berkualitas. Hal yang menurutnya miris adalah dampak dari kemajuan teknologi dan komunikasi mempermudah orang untuk mengarang berita

Selain itu, para partisipan dari kalangan mahasiswa juga mengemukakan pandangan mereka terhadap pemberitaan yang menyudutkan waria. Fr. Paul Tukan, SVD (mahasiswa IFTK-Ledalero) menyanggah tanggapan Carlin berkaitan dengan pilihan kata kelompok minoritas gender dan seksualitas. Media sebagai penjaga marwah nalar publik harusnya bisa mendeskripsikan sesuatu hal secara konkret, jelas, dan terus terang. Menurutnya, penghalusan  bahasa atau eufemisme yang Carlin lakukan kurang tepat dalam konteks ini. Hal ini seolah-olah membungkam apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Berbagai pandangan, komentar, serta kritik dan saran menjadikan diskusi ini semakin menarik. Peserta lain pun tidak sabar untuk mengungkapkan pendapat mereka.

BACA JUGA:
Houthi-Uni Eropa Bahas Keamanan di Laut Merah
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More