Sependek pengetahuan saya tentang Prabowo, jika itu hitungannya adalah utang budi, saya tidak sepenuhnya yakin Prabowo mau di bawah kendali Jokowi dalam soal penentuan kursi di kabinetnya dan masa depan bersama mereka.
Bisa saja Prabowo mengabaikan peran Jokowi dan mengucilkan Gibran, karena wapres sejatinya sama dengan mentri, sama-sama pembantu presiden.
Bisa saja Jokowi menguasai Golkar sebagai langkah antisipasi kekuatan dan pengaruh Prabowo semakin kuat, apalagi jika PDI Perjuangan mau bergabung di kabinet, urusan Jokowi bisa berantakan.
Yang jelas Prabowo tetaplah Prabowo. Melihat rekam jejaknya selama berdinas di militer, urusan dengan Jokowi bukanlah hal yang rumit baginya.
Baik Prabowo maupun Jokowi, sudah barang tentu mereka menyiapkan skenario masing-masing untuk kemungkinan terburuk andai salah satu diantaranya melakukan pengkhianatan atau mengingkari kesepakatan.
Jokowi tentu tidaklah akan bisa tenang setelah pensiun, karena harus bisa memastikan anak sulungnya baik-baik saja di lingkaran kabinet yang diisi orang-orang dengan pengalaman politik tinggi, dan masa depannya tidak diusik.