Catatan Ketua MPR RI: Tangkal Radikalisme dengan Menguatkan Kearifan Lokal

Oleh Bambang Soesatyo (Ketua MPR RI/ Kandidat Doktor Ilmu Hukum UNPAD/Dosen Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP) Universitas Terbuka)

Karena itu, negara tidak boleh lagi pasif dan minimalis menyikapi radikalisme. Sebab, radikalisme yang terus menguat – termasuk peran para radikalis dalam birokrasi negara/daerah — akan menghadirkan ancaman. Pemerintah diharapkan dapat membuat rumusan strategi yang persuasif untuk menghentikan proses penguatan radikalisme pada semua aspek, termasuk pada aspek birokrasi negara dan daerah. Pemerintah tidak boleh kehilangan kontrol atau kendali atas jalannya birokrasi.

Menangkal radikalisme memang tidak mudah. Apalagi jika radikalisme itu berpijak pada keyakinan. Peran institusi pendidikan dan institusi agama tentu sangat penting. Namun, tidak kalah pentingnya adalah peran  setiap komunitas.

Setiap pribadi dalam masyarakat Indonesia tumbuh dari  budaya atau adat istiadat yang dianut orang tua dan leluhur.  Dari  budaya itu lahir apa yang dikenal dengan sebutan kearifan lokal (local wisdom).

Kearifan lokal pada semua budaya di Indonesia mengandung nilai-nilai luhur.  Nilai luhur dalam kearifan lokal masyarakat Indonesia mencakup rasa  cinta tanah air Indonesia, mengedepankan kebersamaan atau guyub,  toleran dan saling menghormati, hingga tolong-menolong. Dalam setiap komunitas, selalu muncul semangat untuk hidup rukun yang bermakna keselarasan atau menghindari pertikaian. Kearifan itulah yang diwariskan kepada setiap orang Indonesia dari generasi ke generasi.

BACA JUGA:
Bambang Soesatyo: Islam Dukung Kesetaraan dan Keadilan Gender
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More