Situasi seperti ini bisa dibaca stimulus seram menakutkan diperkuat oleh pengaruh informasi covid yang dipropagandakan lewat laporan media massa.
Misalnya jumlah korban dalam perawatan, jumlah korban yang telah meninggal dan demonstrasi cara penguburan jenazah korban serta pemetaan zona-zona wilayah penularan lewat pewarnaan seperti merah dan merah tebal, kuning dan hijau yang menguatkan emosi ketakutan dan pikiran yang berlebihan.
Karena itu, akibat ketakutan berlebihan orang menjadi korban selain diperparah oleh faktor komplikasi penyakit penyerta yang juga beban makna ketakutan yang berlebihan oleh otak manusia. Jadi korban sakit dan meninggal lebih karena dibunuh oleh pikirannya sendiri dan bukan oleh keganasan serangan virusnya.
Muncul pertanyaan apakah orang tertular dan meninggal itu murni diakibatkan oleh serangan virus atau cara-cara propaganda yang begitu gencar dilakukan lewat simbol-simbol makna yang menakutkan? Kalau serangan wabah virus yang alamiah sifatnya maka akan juga hilang pada waktunya.