Jadi, orang tertular dan korban meninggal bukan semata-mata diakibatkan penularan virus corona melainkan bayangan beban ketakutan yang dipersepsi-kan maknanya berlebihan melampaui daya tahan tubuh manusia.
Akibat lanjutnya imunitas diri menurun dan melemah ke level terendah memungkinkan bakteri sel-sel darah merah tidak sanggup melawan serangan virus corona.
Dalam situasi seperti itu kondisi tubuh lumpuh tak berdaya bukan karena keganasan virusnya melainkan menurunnya imunitas diri yang diakibatkan beban bayangan ketakutan yang dimaknai otak emosi berlebihan dari cara kerja otak manusia.
Akibat lebih lanjut orang tertular dan menderita sakit bahkan korban mudah meninggal dunia bukan diakibatkan serangan virus yang mematikan melainkan dibunuh oleh otaknya sendiri.
Fenomena propaganda dan informasi yang disebarkan dengan pola seperti ini bisa dibaca lewat teori konspirasi social pada satu sisi dan pada sisi yang lain dibaca sebagai cara penularan murni virus penyakit sebagai sebuah fenomena natural alamiah sifatnya.