Bumi Bukan Milik Manusia, Manusialah Milik Bumi

Penulis Benediktus Kasman, Pegiat Sosial tinggal di Wairpelit, Maumere-Flores-NTT

Kita telah melihat proses perkembangan penghancuran itu: bukan hanya bumi, komunitas manusia pun menelan korban. Tak cuma ekonomi terkena dampak. Tapi politik juga ikut terseret.

Memang benar awal mula seringkali dirasakan keuntungannya. Namun, kadang tak terpikirkan beban, bahaya dan ketidakadilan. Manusia untuk suatu masa tertentu hanya sibuk dengan diri sendiri sementara lingkungan hidupnya diabaikan.

Menanam anakan bakau menanam masa depan

 

The times they are changing-kata pepatah suku bangsa Inggris-zaman berubah. Muncul kesadaran akan masalah otoritas, politik, lingkungan dan ketidakpedulian generasi tua tentang keberlanjutan bumi di masa depan.

Tak lama kemudian aktivis menelurkan gerakan ekologis. Semula mereka diejek kalangan yang berkuasa sebagai manusia aneh dan agak gila!. Mereka membikin produk-produk kecil, tidak memakai kimia, usahanya dengan metode kearifan lokal, keuntungan besar tidak dipedulikan.

BACA JUGA:
Watak Alienatif Turisme Komodo
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More