Bumi Baru Perspektif ‘Laudato Si’ Paus Fransiskus dan Relevansinya dalam Upaya Menyelamatkan Bumi Indonesia yang Kian Suram
Oleh Bruder Yulius Sudir, SVD (Koordinator JPIC Keuskupan Agung Samarinda)**
Ketiga, Mencegah kegundulan hutan, mencegah kerusakan lahan pertanian dan penebangan kayu yang ilegal.
Keempat Menanam pohon-pohon khas di wilayah masing-masing, menanam pohon di tanah milik, di kebun, atau di tanah komunal.
Kelima, Jangan membabat pohon secara tidak bertanggung jawab, mengenal kembali hewan yang mungkin hampir punah, reboisasi di wilayah yang gundul dan mudah longsor, gunakan pupuk organik, hindari menggunakan pestisida, jagalah flora dan fauna yang masih tersisah, mengonsumsi lebih sedikit dan mendaur ulang lebih banyak, tidak menggunakan kantong plastik saat belanja, menjaga dan menghargai kearifan lokal.
Keenam, butuh kerja sama antara lembaga-lembaga terkait dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan manusia, ketidakadilan sosial bagi masyarakat marjinal, dan
pemberantasan korupsi.
Kita sadar bahwa program untuk pemulihan bumi yang sudah rusak agar kembali seperti bumi yang dulu di mana di dalamnya ada kedamaian, keadilan dan kehidupan bagi semua makhluk hidup mungkin agak sulit.
Tetapi kalau kita berkomitmen bekerja sama mulai melakukan sesuatu yang bernilai untuk pemulihan bumi yang sudah rusak ini, kita percaya bahwa bumi kita ini perlahan-lahan akan kembali seperti dulu. Bumi yang di dalamnya ada kedamaian, keadilan dan kehidupan bagi semua makhluk hidup. Mari kita mulai bekerja dari sekarang untuk menyelamatkan bumi ini. Kalau bukan mulai dari sekarang, kapan lagi.***
Terima kasih, Pater. Artikel ini sangat membantu kami uituk mengembangkan advokasi yang relevan, menyeluruh dengan kerja-kerja penguatan di tingkat Komunitas Basis. 🙏🏽
Maaf, terima kasih, Bruder Yulius. Salam kenal, saya Yuliana di JPIC OFM Provinsi Duta Damai di Tanah Papua. 🙏🏽