Bukan Baku Hantam, Tetapi Kerja Samalah yang Menentukan Bumi Bertahan

Oleh : Bernadinus Steni (Mahasiswa Program Doktoral Dalam Bidang Managemen Lingkungan IPB, Penggiat Standar Berkelanjutan)

Celakanya, konsep manusia sebagai jawara itu diteruskan dalam cara sejumlah pejabat daerah yang sok kuasa dan kadang sok tahu mengeksploitasi bumi, meski kecenderungan alamiah menunjukan krisis.

Gagasan Lamarck ratusan tahun silam layak untuk menjadi wacana utama dalam situasi saat ini. Tidak hanya dalam organisasi sosial tetapi juga dalam hubungan dengan alam.

Jika kita yakin bahwa antara setiap komponen alam semesta ini saling bekerja sama maka semestinya manusia memfasilitasi ekosistem yang sehat. Setiap kita bertanggung jawab mendukung mata rantai kehidupan dengan mendukung kelestarian dan menjaga ritme ekosistem.

Adalah fakta bahwa kita adalah tamu paling bontot di planet ini. Kita tidak pernah mencipta, tetapi hanya pengguna yang efektif di atas apa yang sudah ada.

Berbagai tradisi spiritualitas meyakini, krisis lingkungan yang kita alami saat ini terjadi karena manusia tidak menganggap dirinya tamu, tetapi pencipta.

Puncak teori “baku hantam” Darwinian ada disitu. Bahwa hasrat jadi jawara alam semesta, pada akhirnya ingin mendiskualifikasi posisi Sang Pencipta.

BACA JUGA:
Pandemi Covid-19 dan Detoksifikasi Bumi
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More