Bukan Baku Hantam, Tetapi Kerja Samalah yang Menentukan Bumi Bertahan
Oleh : Bernadinus Steni (Mahasiswa Program Doktoral Dalam Bidang Managemen Lingkungan IPB, Penggiat Standar Berkelanjutan)
Dalam kenyataannya, peradaban yang dibangun saat ini lebih sering ditopang oleh kerja sama yang sehat, bukan perang dan kehancuran.
Sejarahwan Yuval Noah Harari dalam dua bukunya yang fenomenal Home Sapiens dan Homo Deus menunjukan dua hal yang memungkinkan peradaban global terbentuk yakni kerja sama dan agama (keyakinan).
Melalui kerja sama, manusia modern menghasilkan barang dan jasa. Tidak hanya skala lokal seperti gotong royong ala kampung atau arisan RT tetapi juga koalisi global.
Hari-hari ini, suku cadang produk Jepang bisa dibikin di Vietnam atau Cikarang. Orang Labuan Bajo bisa bolak balik terbang ke Denpasar karena ada pesawat; produk kerja sama para ilmuwan.
Tanpa kerja sama, manusia tetap hidup terisolir di pedalaman dan bertahan disana menghadapi predator lain atau bahkan komunitas lain, hingga mereka menuntaskan sisa hidupnya.
Sementara agama atau keyakinan tidak hanya memproduksi agama sebagai institusi tetapi menghidupkan imajinasi untuk membentuk macam-macam organisasi.
Mulai dari persekutuan yang dibatasi hubungan darah menjadi suatu bangsa, negara, perusahaan, bahkan organisasi global. Mereka menjadi entitas bersama yang saling mendukung dan manufaktur dari pengetahuan hingga produk barang dan jasa modern.