Bukan Baku Hantam, Tetapi Kerja Samalah yang Menentukan Bumi Bertahan
Oleh : Bernadinus Steni (Mahasiswa Program Doktoral Dalam Bidang Managemen Lingkungan IPB, Penggiat Standar Berkelanjutan)
Jarang diangkat oleh banyak tulisan bahwa 50 tahun sebelum Darwin, pencetus pertama teori evolusi, Jean Baptiste Lamarck (1744-1829), biolog berkebangsaan Prancis, mengemukakan proses evolusi yang berbeda sama sekali dari Darwin.
Dia meyakini bahwa evolusi merupakan buah dari proses makhluk hidup belajar, interaksi yang koperatif dan lingkungan yang menopang untuk mendukung bentuk-bentuk kehidupan dapat bertahan dan menemukan bentuknya untuk berkembang dalam dunia yang dinamis.
Semuanya itu menuju pada satu sistem yang tertib atau harmoni, le pouvoir de la vie atau la force qui tend sans cesse à composer l’organisation (kekuatan yang cenderung membentuk ketertiban).
Sayangnya, Lamarck berdiri di tengah kesunyian. Dia menghabiskan sisa hidupnya menghadapi sendirian caci maki Gereja dan ilmuwan lainnya yang tidak siap dengan gagasan revolusionernya saat itu. Meski di kemudian hari,
Darwin mengakui dengan telak bahwa teori evolusi yang dia kembangkan mengabaikan relasi makhluk hidup dengan lingkungannya, para pakar di kemudian hari tetap mendewakan gagasan perseteruan konstan Darwin.